Kamis, 09 Oktober 2014

Manusia dan Cinta Kasih


Sumber : Google Images

A.    PENGERTIAN CINTA KASIH

 Pada hakikatnya sejak manusia di lahirkan di muka bumi, manusia telah di anugerahkan perasaan oleh Sang Maha Kuasa. Perasaan merupakan kebutuhan yang paling mendasar, karena sudah mendarah daging pada setiap manusia. Dalam menjalani kehidupam di dunia ini, manusia selalu memilik perasaan cinta dalam berbagai aspek kehidupan
Contoh yang paling konkretnya adalah cinta kepada keluarga, cinta kepada teman, cinta kepada saudara, cinta kepada suatu pekerjaan, cinta kepada alam, dan lain-lain.
Menurut kamus umum bahasa indonesia karya W.J.S. Poerwadaminta, cinta adalah rasa sangat suka (kepada) atau (rasa) sayang (kepada), ataupun (rasa) sangat kasih atau sangat tertarik hatinya. Sedangkan kata kasih artinya perasaan sayang atau cinta kepada atau menaruh belas kasihan. Dengan demikian arti cinta dan kasih hampir bersamaan, karena itu cinta kasih dapat diartikan sebagai perasaan suka (sayang) kepada seseorang yang disertai dengan menaruh belas kasihan.
Cinta dapat berlangsung sesaat, tetapi rasa kasih sayanglah yang akan menuntun dan melanjutkan seseorang untuk mengetahui apa itu arti cinta yang sesungguhnya. Setiap orang memang mempunyai pengertian cinta yang berbeda, tergantung individu itu sendiri yang mengalami suatu kejadian atau pengalaman yang ia alami.
Erich Fromm dalam bukunya menyebutkan, “cinta itu yang paling utama adalah memberi, bukan menerima. Yang paling penting dalam memberi adalah hal-hal yang sifatnya manusiawi, bukan material. Yang merupakan ungkapan paling tinggi dari kemampuan”.
Dr. Sarwito W. Sarwono mengemukakan bahwa cinta memiliki 3 unsur, yaitu ketertarikan, keintiman, dan kemesraan. Ketertarikan adalah perasaan untuk hanya bersama dia, segala prioritas hanya untuk dia. Keintiman adalah adanya kebiasaan-kebiasaan dan tingkah laku untuk menunjukkan bahwa seseorang itu dengan seseorang lainnya sudah tidak ada jarak lagi. Sedangkan kemesraan adalah adanya rasa ingin mengenal lebih dekat dengan seseorang yang dekat dengan kita. Biasanya kemesraan ditunjukkan dengan perilaku saling bersentuhan maupun dengan ucapan atau kata-kata yang lebih mendalam.
Dalam kitab suci Alqur’an ditemui adanya fenomena cinta yang bersembunyi di dalam jiwa manusia. Cinta memiliki tiga tingkatan-tingkatan, antara lain :

1.  Cinta tingkat tertinggi

Sumber : Google Images
 Cinta tingkat tertinggi adalah cinta kepada Allah dan Rasulnya. Bagi setiap orang islam yang bertaqw a, sudah menjadi keharusan bahwa cinta kepada Allah Rasulullah merupakan cinta yang tidak ada duanya. Hal ini merupakan konsekwensi iman dan merupakan keharusan dalam islam.

2.  Cnta tingkat menengah
 
Sumber : Google Images
 Cnta tingkat menengah merupakan suatu enegi yang datang dari perasaan hati dan jiwa. Ia timbul dari perasaan seseorang yang dicintainnya, aqidah, keluarga, kekerabatan atau persahabatan. Karenanya hubungan cinta, kasih sayang dan kesetiaan diantara mereka semakin akrab

3Cinta tingkat terendah

Sumber : Google Images
 Cinta tingkat terendah adalah cinta yang paling keji, hina dan merusak rasa kemanusiaan. Karena itu ia adalah cinta rendahan. Bentuknya beraneka ragam, misalnya cinta kepada thagut (syetan) atau sesuatu yang disembah selain Allah, cinta berdasarkan hawa nafsu dan cinta kepada harta benda.

B.     CINTA MENURUT AJARAN AGAMA

Ada yang berpendapat bahwa etika cinta dapat dipahami dengan mudah tanpa dikaitkan dengan agama. Tetapi dalam kenyataan hidup manusia masih mendambakan tegaknya cinta dalam kehidupan ini. Di satu pihak, cinta didengungkan lewat lagu dan organisasi perdamaian, akan tetapi dalam praktek kehidupan manusia cinta sebagai dasar kehidupan masih sangat jauh dari kenyataan. Atas dasar ini agama memberikan ajaran cinta kepada manusia. Dalam kehidupan manusia, cinta menampakan diri dalam berbagai bentuk. Berbagai bentuk cinta ini bisa kita dapatkan dalam kitab suci Alqur’an.
Dalam ajaran agama Islam, terutama yang di jelaskan dalam Al-Qur’an, cinta memiliki beberapa pengertian, antara lain :
  • Cinta Rahmah, cinta penuh kasih sayang, lembut, rela berkorban dan siap melindungi.
  • Cinta Mawaddah, cinta yang menggebu-gebu atau cinta yang membara.
  • Cinta Mail, cinta yang hanya bersifat sementara, sehingga seseorang tersebut ingin meminta perhatian dari banyak orang hinggal hal-hal lain cenderung kurang diperhatikan. Contohnya adalah poligami (ketika kita sedang jatuh cinta kepada yang lebih muda, yang tua (lama) tidak diperhatikan lagi).
  • Cinta Shobwah, cinta yang mendorong perilaku menyimpang tanpa sanggup mengelak (secara tidak sadar dia tidak tahu apa yang telah ia perbuat). Cinta jenis ini sering dikatakan cinta buta.
  • Cinta Kulfah, perasaan cinta yang disertai kesadaran mendidik kepada hal-hal yang positif, meski itu sulit untuk dijalani.
Dalam agama Islam, cinta yang dimaksudkan adalah cinta terhadap Allah S.W.T, cinta terhadap orang tua, cinta terhadap sesama manusia (rasa belas kasih), cinta terhadap semua makhluk ciptaan-Nya.

Cinta Diri
Cinta diri erat kaitannya dengan dorongan menjaga diri. Manusia senang untuk tetap hidup, mengembangkan potensi dirinya, dan mengaktualisasikan diri dan ia pum mencintai segala sesuatu yang mendatangkan kebaikan pada dirinya. Sebaliknya ia membenci segala sesuatu yang menghalanginya untuk hidup, berkembang dan mengaktualisasi dirinya. Ia juga membenci segala sesuatu yang mendatangkan rasa sakit, penyakit dan mara bahaya.
Namun hendaknya cinta manusia pada dirinya tidaklah terlalu berlebih-lebihan dan melewati batas. Sepatutnya cinta pada diri sendiri ini diimbangi denga cinta pada orang lain dan cinta berbuat kebajikan kepada siapa pun.

Cinta kepada Sesama Manusia
            Agar manusia dapat hidup dengan penuh keserasian dan keharmonisan dengan manusia lainya, tidak boleh ia harus membatasi cintanya pada diri sendiri dan egoismenya. Hendaknya ia menyeimbangkan cintanya itu dengan cinta dan kasih sayang  pada orang-orang lain, bekerja sama dengan memberi bantuan kepada orang lain. Allah ketika memberikan isyarat tentang kecintaan manusia pada dirinya sendiri seperti yang tampak pada keluh kesahnya apabila ia tertimpa kesusahan dan juga Allah memberikan pujian kepada orang-orang yang berusaha untuk tidak berlebih-lebihan dalam cintanya kepada dirinya sendiri.
Alqur’an juga menyeru kepada orang-orang yang berimab agar saling mencintai seperti cinta mereka pada dirinya sendiri. Dalam seruan itu sesungguhnya terkandung pengarahan kepada para mukmin agar tidak berlebih-lebihan dalam mencintai diri sendiri.

Cinta Seksual
     Cinta erat kaitanya denga doronga seksual. Sebab ialah yang bekerja dalam melestarikan kasih sayang, keserasian dan kerjasama antara suami dan istri. Ia merupakan faktor yang primer bagi kelangsungan hidup keluaga.
Dorongan seksual melakukan suatu fungsi penting, yaitu melahirkan keturunan demi kelangsungan jenis. Lewat dorongan seksualah terbentuk keluarga. Dari keluarga terbentuk masyarakat dan bangsa. Islam mengakui dorongan seksual dan tidak mengingkarinya, yang diserukan islam hanyalah pengendalian dan penguasaan cinta ini, lewat pemenuhan dorongan tersebut dengan cara yang sah, yaitu denga perkawinan.
Dalam agama Islam, sebenarnya cinta tidak diperbolehkan, karena belum mukhrim. Karena belum boleh mencintai dan memiliki lawan jenis sebelum menikah. Pacaran pun sebenarnya dilarang.

Refrensi :
  • Nugroho, Widyo, Muchji, Ahmad. 1996. Ilmu Budaya Dasar, Jakarta: Gunadarma

Tidak ada komentar:

Posting Komentar