Rabu, 22 Oktober 2014

CUACA EKSTREM

Sumber : Google Images
“Panas banget ya hari ini”. Seringkah kita mendengar pernyataan tersebut terlontar dari orang-orang disekitar kita ataupun dari kita sendiri ?
Data-data yang ada memang menunjukan planet bumi terus mengalami peningkatan suhu yang mengkhawatirkan dari tahun ke tahun. Ini merupakan tanda-tanda alam yang menunjukan bahwa planet kita sedang mengalami proses kerusakan yang menuju pada kehancuran.

Hingga saat ini banyak orang di dunia ini menceritakan Pemanasan Global (Global Warming), dan mungkin semua orang mengatakan bahwa cuaca ekstream yang selalu terjadi setiap tahunnya disebabkan oleh Global Warming. Pemanasan global memang merupakan salah satu permasalahan lingkungan terbesar yang mengancam kehidupan planet kita.

Keadaan yang mengancam ini bukan dari kejadian alam, bukan ancaman dari planet lain atau benda langit lain, tetapi ancaman itu semua berasal dari KITA !!!

Kita manusia adalah salah satu penyebab dari makin panasnya bumi yang kita singgahin ini. Ancaman yang menyelimuti Bumi ini berasal dari hasil bahan bakar yang kita gunakan dirumah, kendaraan kita, industri, rokok yang selalu kita hisap, sampah yang selalu kita bakar dan bisnis-bisnis kita yang keseluruhan itu membuat Bumi kita makin panas dari yang dapat kita perkirakan.

Dalam beberapa tahun terakhir, akibat perkembangan zaman dan semakin banyaknya negara berkembang dengan teknologinya ternyata hanya menambah permasalahan ini saja. Alam tidak lagi bersahabat dengan kita. Suhu di Bumi tercinta kita semakin panas.

Apakah kalian pernah mendengar kabar di media massa yang menyampaikan meningkatnya suhu udara disekitar kita, perubahan musim tidak menentu dan menjadi susah diduga, kekeringan dimana-mana, dan air bersih sulit didapat.

Jika gejala dan kejadian tersebut sering terjadi, berarti suhu permukaan Bumi telah meningkat dan kita harus waspada dengan nasib Bumi kelak di masa depan. Timbulnya beberapa gejala tersebut merupakan tanda yang sangat jelas bahwa kita manusia harus segera sadar terhadap kerusakan lingkungan dan penyebabnya.

Temperatur rata-rata atmosfer, laut, dan daratan Bumi meningkat. Planet Bumi telah menghangat berkali-kali selam 4,65 miliar tahun sejarahnya. Pada saat ini, Bumi menghadapi pemanasan yang sangat cepat, yang oleh para ilmuan dianggap disebabkan oleh aktivitas manusia, terutama di negara-negara berkembang.

Ketika atmosfer semakin kaya dengan gas-gas rumah kaca yang dihasilkan oleh sisa sisa pembakaran bahan bakar fosil, ia semakin menjadi isulator yang menahan lebih banyak panas dari Matahari yang dipancarkan ke Bumi.

Sumber : Goggle Images
Pada intinya, Bumi memanas karena panas Matahari tidak bisa keluar lagi sehingga gas gas rumah kaca membentuk lapisan di atmosfer yang memantulkan sinar Matahari. Pastinya jika suhu meningkat di daerah bagian utara dari belahan Bumi Utara akan memanas lebih dari daerah-daerah lain di Bumi. Akibatnya, gunung gunung es akan mencair dan daratan akan mengecil. Peningkatan suhu di Bumi ini sudah sangat mengkhawatirkan. Menurut sebuah konferensi tentang perubahan iklim di Inggris, apabila suhu di Bumi meningkat lebih dari 2°C, sebagian spesies akan punah dan bahkan ekosistem dapat hancur serta kelaparan akan terjadi di mana-mana, dan air bersih akan menjadi barang yang sangat langka khususnya di negara-negara berkembang.

Kenaikan temperatur akan menyebabkan mencairnya es di Kutub Utara dan menghangatkan lautan sehingga mengakibatkan meningkatnya volume air laut serta menaikan permukaannya sekitar 9-100 cm, menimbulkan banjir di daerah pantai, bahkan dapat menenggelamkan pulau-pulau kecil.

Beberapa daerah dengan iklim panas akan menerima curah hujan yang lebih tinggi, tetapi tanah juga akan lebih cepat kering. Kekeringan tanah ini akan merusakan tanaman bahkan menghancurkan pasokan makanan ke beberapa tempat di dunia.

Penelitian lain mengungkapan bahwa dalam waktu 1.000 tahun yang akan datang permukaan laut akan meningkat setinggi 7 meter dari keadaan sekarang. Berdasarkan simulasi model iklim, juga dapat diperkirakan pada musim panas tahun 2040 es-es di Kutub Utara seluruhnya akan mencair jika kadar pelepasan emisi gas-gas rumah kaca tetap setinggi saat ini.

Sumber :
  • Nugraha, adrian R. Stop Pemanasan Global. Bekasi: Cahaya Pustaka Raga, 2009

Tidak ada komentar:

Posting Komentar