Sabtu, 08 November 2014

Manusia dan Penderitaan


Sumber : Google Images
A.  PENGERTIAN PENDERITAAN
    Penderitaan berasal dari kata derita. Kata derita berasal dari bahasa sansekerta dhra artinya menahan atau menanggung. Derita artinya menanggung atau merasakan sesuatu yang tidak menyenangkan. Penderitaan itu dapat lahir atau batin, atau lahir batin.
Penderitaan termasuk realitas dunia dan manusia.
Intensitas penderitaan bertingkat-tingkat. Ada yang berat ada juga yang ringan. Namun, peranan individu juga menentukan berata-tidaknya intensitas penderitaan. Suatu peristiwa yang dianggap penderitaan oleh seseorang belum tentu merupakan penderitaan bagi orang lain. Dapat pula suatu penderitaan merupakan energi untuk bangkit bagi seseorang, atau sebagai langkah awal untuk mencapai kenikmatan dan kebahagiaan.
Penderitaan akan dialami oleh semua orang, hal itu sudah merupakan “risiko” hidup. Tuhan menberikan kesenangan atau kebahagiaan kepada umatnya, tetapi juga memberikan penderitaan atau kesedihan yang kadang-kadang bermakna agar manusia sadar untuk tdak memalingkan dari-Nya. Untuk itu pada umunya manusia telah diberikan tanda atau wangsit sebelumnya, hanya saja mampukah manusia menagkap atau tanggap terhadap peringatan yang diberikan-Nya? Kepada manusia sebagai homo religius Tuhan telah membrikannya banyak kelebihan dibandingkan dengan makhluk ciptaannya ang lain, tetapi mampukah manusia mengendalikan diri untuk melupakannya? Bagi manusa yang tebal imannya musibah yang dialaminya akan cepat dapat menyadarkan dirinya untuk bertobat kepada-Nya dan bersikap pasrah akan nasib yang ditentukan Tuhan atas dirinya. Kepasrahan karena yakin bahwa kekuasaan Tuhan memang jauh lebih besar dari dirinya, akan membuat manusia merasakan dirinya kecil dan menerima takdir. Dalam kepasrahan demikianlah akan diperoleh suatu kedamaian dalam hatinya, sehingga secara berangsur akan berkurang penderitaan yang dialaminnya, untuk akhirnya masih dapat bersyukur bahwa Tuhan tidak memberikan cobaan yang lebih berat dari yang dialaminya.
Baik dalam Al Qur’an maupun kitab suci agama lain banyak surat dan ayat yang menguraikan tentang penderitaan yang dialami oleh manusia atau berisi peringatan bagi manusia dakan adanya penderitaan. Tetapi umunya manusia kurang memperhatikan peringatan tersebut, sehingga manusia mengalami penderitaan.
Hal itu misalnya dalam surat Al Insyiqoq : 6 dinyatakan “manusia ialah makhluk yang hidupnya penuh perjuangan”. Ayat tersebut harus diartikan, bahwa manusia harus bekerja keras untuk dapat melangsungkan hidupnya. Untuk kelangsungan hidup ini manusia harus menghadapi alam (menaklukan alam), menghadapi masyarakat sekelilingnya, dan tidak boleh lupa untuk taqwa terhadap Tuhan. Apabila manusia melalaikan salah satu darinya atau kurang sungguh-sungguh menghadapinya, maka akibatnya manusia akan menderita. Bila manusia itu sudah berkeluarga, maka penderitaan juga dialami oleh keluarganya. Penderiataan semacam itu karena kesalahannya sendiri.

B.  SIKSAAN
Siksaan dapat diartikan sebagai siksaan badan atau jasmani, dan dapat juga berupa siksaan jiwa atau rohani. Akibat siksaan yang dialami seseorang, timbulah penderitaan. Didalam kitab suci diterangkan jenis dan ancaman siksaan yang dialami manusia di akhirat nanti, yaitu siksaan bagi orang-orang musyrik, syirik, dengki, memfitnah, mencuri, makan harta anak yatim, dan sebagainya. Antara lain surat Al Ankabut ayat 40 menyatakan :
“Masing-masing bangsa itu kami siksa dengan ancaman siksaan,
 karena dosa-dosanya. Ada diantaranya kami hujani dengan
 batu-batu kecil seperti kaum Aad, ada yang diganyang dengan
 halilintar bergemuruh dahsya seperti kaum Tsamud, ada pula
 yang kami benamkan ke dalam tanah seperti Qorun dan ada pula
 yang kami tenggelamkan seperti kaum Nuh. Dengan siksaan
 siksaan itu Allah menganiaya mereka, namun mereka jualah
 yang menganiaya diri sendiri karena dosa-dosanya.”

Siksaan yang sifatnya psikis misalnya kebimbangan, kesepian dan ketakutan.

Sumber : Google Images
    • Kebimbangan dialami oleh seseorang bila ia pada suatu saat tidak dapat menentukan pilhan mana yang akan diambil. Misalnya pada suatu saat apakah seorang yang bimbang itu pergi atau tidak, siapakah dari kawanya yang akan dijadikan pacar tetapnya. Akibat dari kebimbangan seseorang berada dalam keadaan yang tidak menentu. Bagi orang yang lemah berpikirnya, masalah kebimbangan akan lama dialami, sehingga siksaan itu bekepanjangan. Tetapi bagi orang yang kuat berpikirnya ia akan cepat mengambil keputusan, sehingga kebimbangan akan cepat dapat diatasi.
    Sumber : Google Images
    • Kesepian dialami seseorang merupakan rasa sepi dalam dirinya sendiri atau jiwanya walaupun ia dalam lingkungan orang damai. Seperti halnya kebimbangan, kesepian perlu cepat diatasi agar seseorang jangan terus menerus merasakan penderitaan batin. Sebagai homo socius, seseorang perlu kawan, maka untuk mengalahkan rasa kesepian orang perlu cepat mencari kawan yang dapat diajak untuk berkomunikasi. Pada umumnya orang yang dapat dijadikan “kawan duka” adalah orang yang dapat mengerti dan menghayati kesepian yang dialami oleh sahabatnya itu. 
    • Ketakutan merupakan bentuk lain yang dapat menyebabkan seseorang mengalami siksaan batin. Bila rasa takut itu dibesar-besarkan yang tidak pada tempatnya, maka disebut sebagai phobia. Seperti pada kesepian, ketakutan dapat juga timbul atau dialami seseorang walaupun lingkunganya damai, sebab ketakutan merupakan hal yang sifatnya psikis. Banyak sebab yang menjadikan seseorang merasa ketakutan, antara lain :

    a.  Claustrophobia dan Agoraphobia 
         Claustrophobia adalah rasa takut terhadap ruangan tertutup, sedangkan Agoraphobia adalah ketakutan yang disebabkan seseoarang berada di tempat terbuka.
    b.  Gamang merupakan ketakutan bila seseorang di tempat yang tinggi. Hal itu disebabkan karena ia takut akibat berada di tempat yang tinggi. Misalnya seseorang harus melewati jembatan yang sempit, sedangkan dibawahnya air yang mengalir.
    c.  Kegelapan merupak suatu ketakutan seseorang bila ia berada di tempat yang gelap. Sebab dalam pikirannya dalam kegelapan demikian akan muncul sesuatu yang di takuti, misalnya hantu. Orang yang demikian menghendaki agar ruangan tempat tidur selalu dinyalakan lampu.
    d.  Kesakitan merupakan ketakutan yang disebabkan oleh rasa sakit yang akan dialami. Seseorang yang takut diinjeksi sudah berteriak-teriak sebelum jarum injeksi ditusukan ke dalam tubuhnya. Hal itu disebabkan karena dalam pikirannya semua akan menimbulakan kesakitan.
    e.  Kegagalan merupakan ketakutan dari seseorang disebabkan karena merasa bahwa apa yang akan dijalankan mengalami kegagalan. Seseorang yang patah hati tidak mudah untuk bercinta kembali, karena takut dalam percintaan berikutnya juga akan terjadi kegagalan trauma yang pernah dialaminya telah menjadikan dirinya ketakutan kalau sampai terulang lagi.

    C.  KEKALUTAN MENTAL
    Penderitaan batin dalam ilmu psikologi dikenal sebagai kekalutan mental. Secara lebih sederhana kekalutan mental dapat dirumukan sebagai gangguan kejiwaan akibat ketidakmampuan seseorang menghadapi persoalan yang harus diatasi sehingga yang bersangkutan bertingkah secara kurang wajar.
    Tahap-tahap gangguan kejiwaan adalah :
    a. Gangguan kejiwaan nampak dalam gejala-gejala kehidupan si penderita,baik jasmani maupun rokhaninya.
    b. Usaha mempertahankan diri dengan cara negatif, yaitu mundur atau lari, sehingga cara bertahan dirinya salah: pada orang yang tidak menderita gangguan kejiwaan bila menghadapi persoalan, justru lekas memecahkan problemnya, sehingga tidak menekan perasaanya. Jadi bukan melarikan diri dari persoalan, tetapi melawan atau memecahkan persoalan.
    c. Kekalutan merupakan titik patah (mental breakdown) dan yang bersangkutan mengalami gangguan.
    Sebab-sebab timbulnya kekalutan metal, dapat banyak disebutkan antara lain sebagai berikut :
    a. Kepribadian yang lemah akibat kondisi jasmani atau metal yang kurang sempurna. Hal-hal tersebut sering menyebakan yang bersangkutan merasa rendah diri yang berangsur-angsur akan menyudutkan kedudukanya dan menghancurkan mentalnya.
    b. Terjadinya konflik sosial budaya akibat norma berbeda antara yang bersangkutan dengan apa yang ada dalam masyarakat, sehingga ia tida dapat menyesuaikan diri lagi. Misalnya orang tua yang telah mapan sulit menerima keadaan baru yang jauh berbeda dari masa jayanya dulu
    c. Cara pematangan batin yang salah dengan memberikan reaksi yang berlebihan tehadap kehidupan sosial: over acting sebagai overcompensatie.
    Proses-proses kekalutan mental yangdialami oleh seseorang mendorongnya ke arah : 

    Sumber : Goggle Images
    • Positif : trauma (luka jiwa) yang dialami secara baik sebagai usaha tetap survive dalam hidup, misalnya melakukan sholat tahajud waktu malam hari untuk memperoleh ketenangan dan mencari jalan keluar untuk mengatasi kesulitan yang dihadapinya.

    • Negatif : trauma yang dialami diperlarutkan atau diperturutkan, sehingga yang bersangkutan mengalami frustasi, yaitu tekanan batin akibat tidak tercapainya apa yang diinginkan.

    D.  PENDERITAAN DAN SEBAB-SEBABNYA
     Apabila kita kelompokkan secara sederhana berdasarkan sebab-sebab timbulnya penderitaan, maka penderitaan manusia dapat diperinci sebagai berikut : 
    1. Penderitaan yang timbul karena perbuatan buruk manusia. 
    Penderitaan yang menimpa manusia karena perbuatan buruk manusia dapat terjadi dalam hubungan sesama manusia dengan alam sekitarnya. Penderitaan ini kadang disebut nasib buruk. Nasib buruk ini dapat diperbaiki manusia supaya menjadi baik, dengan kata lain, manusialah yang dapat memperbaiki nasibnya sendiri. Nasib buruk berbeda dengan takdir. Kalau takdir Tuhan yang menentukan sedangkan nasib buruk itu manusia penyebabnya.

        2. Penderitaan yang timbul karena penyakit, siksaan atau azab Tuhan.
    Penderitaan manusia dapat juga terjadi akibat penyakit atau siksaan / azab Tuhan. Namun kesabaran, tawakal, dan optimisme merupakan usaha manusia untuk mengatasi penderitaan itu. Contoh kasus penderitaan sebagai berikut :
    • Nabi Ayub A.S mengalami siksaan Tuhan. Tetapi dengan sabar yang luar biasa ia dapat menerima cobaan ini. Bertahun-tahun ia menderita penyakit kulit, sehingga istrinya bosan memeliharanya, dan ia dikucilkan. Berkat kesabaran dan pasrah kepada Tuhan, sembuhlah  ia dan tampak lebih muda, sehingga istrinya tidak mengenalinya lagi. Disini kita dihadapkan kepada masalah sikap hidup kesetiaan, kesabaran, tawakal, percaya, dan pasrah kepada Tuhan. Tetapi juga sikap hidup yang lemah, seperti kesetiaan dan kesabaran sang istri yang luntur, karena penyakit Nabi Ayub yang cukup lama.

    E.  PENGARUH PENDERITAAN
          Orang yang mengalami penderitaan mungkin akan memperoleh pengaruh bermacam-macamdan sikap dalam dirinya. Sikap yang timbul dapat berupa sikap positif ataupun sikap negatif. Sikap negatif misalnya penyesalan karena tidak bahagia, sikap kecewa, putus asa, dan ingin bunh diri. Kelanjutan dari sikap negatif ini dapat timbul sikap “anti”, misalnya anti kawin atau tidak mau kawin, tidak punya gairah hidup.
           Sikap positif yaitu sikap optimis mengatasi penderitaan hidup, bahwa hidup bukan rangkaian penderitaan, melainkan perjuangan membebaskan diri dari penderitaan, dan penderitaan itu adalah hanya bagian dari kehidupan. Sikap positif biasanya kreatif, tidak mudah menyerah, bahkan mungkin timbul sikap keras atau “anti”, misalnya anti kekerasan, ia berjuang menentang kekerasan dan lain-lain.


    Sumber : Nugroho, Widyo, Muchji, Ahmad. 1996. Ilmu Budaya Dasar, Jakarta: Gunadarma.

    Tidak ada komentar:

    Posting Komentar